Laman

Senin, 14 Januari 2013

MAKNA KATA ‘RUGI’ DAN ‘KEGAGALAN’ DALAM USAHA

  Bob Sadino terkenal dengan pengusaha yang 'Nyleneh' gaya dan pola
pikirnya. Dalam suasana acara apapun, bahkan bertemu dengan seorang pejabat
sampai presiden, kelihatan santai sikap dan penampilannya. Sering dia membuat
statement-statement yang mungkin terlihat aneh dan nyleneh. Pernah dia bertanya
demikian,”Menurutmu kebanyakan orang bisnis cari apa?" Kebanyakan orang
pasti menjawab, "Cari untung dong!" Kemudian Om Bob balik menjawab, "Kalo
saya cari rugi!". Loh kok bisa ya??
 Dia menjelaskan, kalo bisnis cari untung, apa selamanya untung? Sama
juga kalo bisnis cari rugi, apa selamanya rugi? Maknanya adalah, rugi tak perlu
ditakuti. Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau
bahkan melangkahpun tak berani. 
"Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari
orang pintar" 

Kalau pengusaha atau orang dagang cari untung, Bob Sadino mengaku
mencari rugi. Lantaran goblok, ia tidak tidak hitung-hitungan dan membebani
dirinya macam-macam. ’’Biasanya orang dagang cari untung dan rugi peluangnya
sama saja. Jadi, kalau cari rugi, terus kalau untung waduh, bahagia banget,”
ujarnya. ’’Silakan cari kegagalan, cari kendala Anda. Saya mengalami segunung
kegagalan, kendala dan keringat dingin dan air mata darah. Tapi, saya belajar dari
kegagalan dan mencari jalan keluarnya. Kegagalan adalah anugrah. Lalu, apa di
balik kegagalan. Sukses adalah titik kecil di atas segunung kegagalan,” papar Bob
yang membuat peserta seminar terpana. 

Bob Sadino bahagia dengan apa yang dilakukannya. Ia berani mengambil
risiko dan menciptakan pasar. ’’Saya mengambil risiko sebesar-besarnya, sebab
orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil. Kalau orang memperkecil
risiko, ia jadi bebas dong. Risiko bisa jadi apa saja. Kewajiban saya mengubah
risiko jadi duit,” ujar Bob Sadino, dengan santainya.
Meski awalnya sulit dipahami, peserta seminar yang bingung dan tidak
terima dikatai goblok, lama-lama bisa mencerna jalan pikiran nyeleneh Bob
Sadino. Sebagai pengusaha sukses, ia sudah sampai pada tahap financial
independent, sehingga ia bebas mau beli apa saja dan mau pergi ke mana saja.
’’Duitnya sih, pas-pasan. Kalau mau beli Jaguar, pas duitnya ada,” katanya,
terkekeh.

Karena merasa dirinya goblok, Bob tidak berpikir secara runtun, tapi
mengalir begitu saja. Orang goblok juga akan lebih percaya pada orang lain yang
lebih pintar dari dirinya. Kalau gagal, orang goblok tidak merasa gagal, tapi
sedang belajar jadi lebih pintar. Akhirnya, orang goblok bisa jadi bosnya orang
pintar-pintar. Kini, Bob memiliki 1.600 karyawan yang dia sebut anak-anaknya.
Di balik kekonyolannya, Bob Sadino memberikan beberapa resep
menjadi pengusaha. Antara lain, berpikir bebas dan tanpa beban. Memiliki tekad
dan keinginan yang kuat menjadi pengusaha, sebab kemauan adalah ibarat bensin
dan motor, keberanian mengambil peluang, tahan banting dan bersyukur bisa
berbuat untuk orang lain.

Bob Sadino berpesan, jangan takut dan jangan terlalu berharap. Sebab,
makin tinggi harapan, makin tinggi tingkat kekecewaan. ’’Lepaskan belenggu
dalam pikiran Anda sendiri. Ada berjuta peluang di sekeliling Anda,” katanya.
Dalam berbisnis, juga jangan terlalu memikirkan sukses. Kalau terlalu
banyak memikirkan sukses, kata Om Bob, bekerja pasti dalam tekanan, tidak
rileks sehingga hasil kerja tidak akan bagus. ’’Santai saja, hilangkan semua beban,
ingat sandaran itu tadi, kemauan, komitmen, keberanian mengambil peluang,
pantang menyerah dan selalu belajar pada yang lebih pintar serta selalu
bersyukur,” ujar Om Bob, mengingatkan.

Satu hal yang menarik, orang-orang yang ia gunakan dalam membantu
usahanya, bukanlah mereka yang berasal dari kalangan berpendidikan tinggi,
melainkan dari anak jalanan. Berawal dari satu anak jalanan, bertambah dua, tiga
hingga saat ini mencapai 1.500 orang anak. Bob juga mengaku bukan orang yang
berpendidikan tinggi. Ia hanya tamatan SMA. Ia tak pernah sekolah tinggi.
Baginya, di sekolah orang membaca buku, buku sifatnya informasi yang telah
terjadi yang tak ubahnya roti busuk alias sampah. Jadi, orang yang sekolah tinggi tinggi,
isinya hanya sampah. Terkecuali sampah itu diolah menjadi pupuk yang
subur.
Bob Sadino juga tidak setuju dengan istilah Usaha Kecil Menengah
(UKM) yang digembar-gemborkan pemerintah. Apa pasal? ’’Mestinya bukan
UKM, tapi UBB atau Usaha Bakal Besar sehingga kita tetap optimis dan berusaha
membesarkan bisnis kita,” katanya.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan
bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi
orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati
pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan
akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani
pelanggan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar